SI & PI, M Hasim Rafsanjani, Hapzi Ali, Pengenalan fraud, pelaku-pelaku fraud dan alasannya, computer fraud, pencegahan dan pendeteksian fraud , Universitas Mercu Buana, 2019
Pengenalan fraud, pelaku-pelaku fraud dan alasannya,
computer fraud, pencegahan dan pendeteksian fraud
Dosen Pengampu :
Prof.
Dr. H. Hapzi Ali, Ir, Pre-MSc, CMA, MM, MPM
Disusun oleh :
M Hasim Rafsanjani
55518120039
1.
Jenis-jenis
Sistem Informasi:
a. sistem
informasi departement yaitu sistem informasi yang hanya digunakan dalam sebuah
departemen
b. sistem
informasi perusahaan sistem terpadu yang dapat dipakai sejumlah departemen
bersama-sama
c. sistem
informasi antar organsisasi Sistem informasi yang menggabungkan dua organisasi
atau lebih
d. Sistem
informasi penjualan dan pemasaran yaitu Menangani penjualan dan pemasaran
produk/jasa yang dihasilkan perusahaan
e. Sistem
Informasi Manufaktur (Produksi) yaitu menghasilkan produk
f. Sistem
Informasi Keuangan yaitu mengelola aset keuangan
g. Sistem
Informasi Akuntansi yaitu Memelihara rekaman-rekaman transaksi keuangan dalam
perusahaan
h. Sistem
Informasi Sumber daya Manusia yaitu merupakan Sistem Informasi yang terkait
dengan pengelolaan SDM perusahaan
i.
Sistem Informasi Manajemen yaitu
beroperasi pada tugas-tugas yang terstruktur, yakni pada lingkungan yang telah
mendefinisikan hal-hal berikut secara tegas dan jelas, Meningkatkan efisiensi
dengan mengurangi biaya, dan Menyediakan laporan dan kemudahan akses yang
berguna untuk pengambilan keputusan tetapi tidak secara langsung.
j.
Sistem Informasi Eksekutif yaitu: Dapat
digunakan untuk meringkas, menapis dan memperoleh detail data, menyediakan
analisis kecendrungan, pelaporan perkecualian, dan kemampuan drill-down, dapat
digunakan untuk mengakses dan memadukan data internal dan eksternal, mudah
digunakan dan terkadang tidak perlu atau hanya perlu sedikit pelatihan untuk
menggunakannnya, dapat digunakan langsung oleh eksekutif tanpa perantara, dan terkadang
dilengkapi fasilitas komunikasi elektronis (e-mail, teleconference), kemampuan
analisis data, dan perangkat produktivitas pribadi (kalender elektronis).
2.
Tujuan
dan manfaat sistem dalam pengendalian
Menurut
Arens et al (2008:412) Pengendalian Intern adalah proses yang di rancang untuk
memberikan kepastian yang layak mengenai pencapaian tujuan manajemen tentang
realibilitas pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan berlaku.
Berikut
adalah tujuan pengendalian internal menurut (Romney dan Steinbart, 2010) dalam
(Mega, 2012)
1. Menjaga
asset dengan mencegah atau mendeteksi asset dari adanya pembelian, penggunaan
dan pelepasan asset yang tidak terotorisasi.
2. Mempertahankan
laporan yang cukup memadai dan akurat.
3. Menyediakan
informasi yang akurat dan dapat dipercaya.
4. Memastikan
bahwa laporan keuangan sesuai dengan standar yang berlaku umum.
5. Mengembangkan
Efisiensi operasional perusahaan dengan cara memastikan penerimaan dan
pengeluaran perusahaan telah seusai dengan otoritas yang dimiliki oleh pihak
manajemen dan direktur.
6. Memastikan
kebijakan manajerial telah dilakukan semua pegawai.
3. Ancaman atas Sistem Informasi
Akuntansi
·
Salah satu ancaman yang dihadapi perusahaan adalah
kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti :
a.
Kebakaran atau panas yang berlebihan
b.
Banjir, gempa bumi
c.
Badai angin, dan perang
·
Ancaman kedua bagi perusahaan adalah kesalahan pada
software dan tidak berfungsinya peralatan, seperti :
a.
Kegagalan hardware
b.
Kesalahan atau terdapat kerusakan pada software,
kegagalan sistem operasi, gangguan dan fluktuasi listrik.
c.
Serta kesalahan pengiriman data yang tidak terdeteksi.
·
Ancaman ketiga bagi perusahaan adalah tindakan yang
tidak disengaja, seperti :
a.
Kecelakaan yang disebabkan kecerobohan manusia
b.
Kesalahan tidak
disengaja karen teledor
c.
Kehilangan atau salah meletakkan
d.
Kesalahan logika
e.
Sistem yang tidak memenuhi kebutuhan perusahaan
·
Ancaman keempat yang dihadapi perusahaan adalah
tindakan disengaja, seperti :
a.
Sabotase
b.
Penipuan komputer
c.
Penggelapan
·
Beberapa ancaman (threats) lainnya adalah :
a.
Merekrut karyawan yang tidak kualified Hiring of
unqualified
b.
Pelanggaran hukum oleh karyawan (Violation of
employment law)
c.
Perubahan yang tidak diotorisasi opada file induk
pembayaran (master payroll file)
d.
Ketidakakuratan data waktu (Inaccurate time data)
e.
Ketidakakuratan proses pembayaran
f.
Pencurian atau kecurangan pendistribusian pembayaran
g.
Kehilangan atau tidak terotorisasi data pembayaran
h.
Performansi jelek
4. International
Standards of Auditing seksi 240 – The Auditor’s Responsibility to Consider
Fraud in an Audit of Financial Statement paragraph 6 mendefenisikan fraud
sebagai tindakan yang disengaja oleh anggota manajemen perusahaan, pihak yang
berperan dalam governanceperusahaan, karyawan, atau pihak ketiga yang melakukan
pembohongan atau penipuan untuk memperoleh keuntungan yang tidak adil atau illegal. Pada intinya
Fraud itu adalah kecurangan, manipulasi demi keuntungan diri sendri. Ada
beberapa perilaku pelaku fraud yang harus menjadi perhatian karena dapat merupakan
indikasi adanya kecurangan yang dilakukan orang tersebut, yaitu:
a. Perubahan
perilaku secara signifikan, seperti: easy going, tidak seperti
biasanya, gaya hidup mewah, mobil atau pakaian mahal.
b. Gaya
hidup di atas rata-rata.
c. Sedang
mengalami trauma emosional di rumah atau tempat kerja.
d. Penjudi
berat.
e. Peminum
berat.
f. Sedang
dililit utang.
5. Pencegahan pendeteksian Fraud
a. Corporate
Governance dilakukan oleh manajemen yang dirancang dalam rangka
mengeliminasi atau setidaknya menekan kemungkinan terjadinya fraud. Corporate
governance meliputi budaya perusahaan, kebijakan-kebijakan, dan
pendelegasian wewenang.
b. Transaction
Level Control Process yang dilakukan oleh auditor internal, pada
dasarnya adalah proses yang lebih bersifat preventif dan pengendalian yang
bertujuan untuk memastikan bahwa hanya transaksi yang sah, mendapat otorisasi
yang memadai yang dicatat dan melindungi perusahaan dari kerugian.
c. Retrospective
Examination yang dilakukan oleh Auditor Eksternal diarahkan untuk
mendeteksi fraud sebelum menjadi besar dan membahayakan
perusahaan.
d. Investigation
and Remediation yang dilakukan forensik auditor. Peran auditor
forensik adalah menentukan tindakan yang harus diambil terkait dengan ukuran
dan tingkat kefatalan fraud, tanpa memandang apakah fraud itu
hanya berupa pelanggaran kecil terhdaap kebijakan perusahaan ataukah
pelanggaran besar yang berbentuk kecurangna dalam laporan keuangan atau
penyalahgunaan aset
Pencegahan fraud bisa
dianalogikan dengan penyakit, yaitu lebih baik dicegah dari pada diobati. Jika
menunggu terjadinya fraud baru ditangani itu artinya sudah
ada kerugian yang terjadi dan telah dinikmati oleh pihak tentu, bandingkan bila
kita berhasil mencegahnya, tentu kerugian belum semuanya beralih ke
pelaku fraud tersebut. Dan bila fraud sudah
terjadi maka biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar untuk memulihkannya
daripada melakukan pencegahan sejak dini.
Untuk
melakukan pencegahan, setidaknya ada tiga upaya yang harus dilakukan yaitu:
1. Membangun
individu yang didalamnya terdapat trust and openness, mencegah
benturan kepentingan, confidential disclosure agreement dan corporate
security contract.
2. Membangun
sistem pendukung kerja yang meliputi sistem yang terintegrasi, standarisasi
kerja, aktifitas control dan sistem rewards and recognition.
3. Membangun
sistem monitoring yang didalamnya terkandung control self assessment,
internal auditor dan eksternal auditor.
Implementasi pada Perusahaan
Saya bekerja sebagai Accounting
Staff di bidang Perhotelan. Dalam sistem informasi di tempat saya bekerja dan
Pengendalian Internal cukup baik di jalankan sesuai dengan standar prosedur
yang di buat manajemen. Karena standar sistem memperoleh dari input, kemudian
di proses dan menghasilkan output. Dengan adanya peran utama sistem
informasi dan pengendalian internal akan mendukung proses operasional,
pengambilan keputusan dan strategi untuk keunggulan kompetitif. Tetapi yang
manjadi ancaman atas sistem yang di hadapi perusahaan manajemen kami merekrut
karyawan yang tidak kualified atau fresh graduate yang tidak kualified. Dengan
perusahaan merekrut karyawan tersebut maka perusahaan membayar gaji karyawan
lebih murah tetapi tidak menjamin kerjanya layak atau bisa terjadi sering
kesalahan yang di lakukan karyawan.
Satu hal lagi yang saya
khawatirkan terjadinya fraud di dalam perusahaan yang bisa menyebabkan
kehancuran dalam manajemen dan karir karyawan yang ada didalam perusahaan.
Fraud lebih baik di cegah dari pada di obati menunggu fraud sudah terjadi baru
di tangani berati sudah terjadi fraud. Jika di cegah kerugian belum tentu
semuanya beralih ke pelaku fraud. Maka lebih baik di cegah dari pada di obati.
DAFTAR PUSTAKA
Brigida
Arie Minartiningtyas, M.Kom (2012) https://kuliah.brigidaarie.com/wp-content/uploads/2018/02/Sistem-Informasi-3.pdf,
(10 Maret 2019)
Sefikawati,
Mega 2012. Anasilis peranan sistem informasi Akuntansi penggajian dan
pengupahan dalam mendukung ketepatan hasil perhitungan balas jasa untuk pegawai
( Studi kasus pada kantor pusat PT ANTAM) Skripsi Universitas Indonesia 2012.
https://aminahhumairoh.wordpress.com/2010/10/23/pengendalian-sistem-informasi-akuntansi/
(10 Maret 2019)
https://arezky125.wordpress.com/
2013/05/13/faktor-pemicu-fraud/ (10 Maret 2019)
Komentar
Posting Komentar